Knowledge Base Help Center
Table of Contents
< All Topics
Print

Mie (麵)

Mie yang bahan utamanya terbuat dari tepung terigu yang diproses, berasal dari Tiongkok. Kuliner ini memiliki sejarah panjang yang kemudian menyebar ke negara-negara tetangga di Asia Timur seperti Korea (jajangmyeon) dan Jepang (ramen), serta negara-negara Asia Tenggara seperti Vietnam (hủ tiếu dan mì xào), Kamboja (Kuy_teav) dan ke seluruh belahan dunia lainnya.

Bukti tertua konsumsi mie berasal dari 4.000 tahun yang lalu di Tiongkok. Catatan mie paling awal ditemukan di masa dinasti Han Timur (25-220 M). Mie menjadi makanan pokok bagi orang-orang dari dinasti Han (206 SM – 220 M). Mie merupakan salah satu jenis hidangan Tionghoa yang terpopuler.

Mie juga memiliki filosofi sendiri yang turut menjadi budaya / tradisi orang Tionghoa, diantaranya:

  • Mie identik dengan panjang umur. Itu menjadi alasan mengapa misoa kerap dijumpai pada perayaan ulang tahun atau pun momen istimewa warga Tionghoa seperti Imlek dan lain-lain. Menurut tradisi, saat menyantapnya, mie panjang ini tidak boleh dipotong.
  • Mie yang panjang juga menjadi simbol rejeki yang melimpah dan karenanya secara tradisional mie disajikan sebagai pengganti kue ulang tahun dengan harapan bisa memperoleh rejeki yang melimpah.
  • Ada sebabnya kenapa masyarakat Tionghoa menyantap mie dengan memakai sumpit (Kuaizi 筷子) supaya mudah digulung atau diseruput, itu karena ada kepercayaan jika terputus itu menandakan tidak akan panjang umur atau dapat mendatangkan nasib buruk, hilangnya hal-hal positif dan baik, dan membawa kesialan bagi si pemakan mie tersebut.
  • Jika disajikan menggunakan mie kering dan berbentuk sarang burung, maka sarang burung itu menjadi simbol yang sudah sejak lama digunakan oleh masyarakat Tionghoa sebagai lambang dari ketekunan, kerja keras, dan sebagai tempat tinggal mereka.

Referensi: