Lauw Chu Piau
Lauw Chu Piau (tanggal lahir tak diketahui -?) adalah tokoh kuntau dan yang berasal dari Pekanbaru, Riau. Ia dijuluki masyarakat Sumatra pada dekade 50-an sebagai “Tarzan Kampar” karena keberaniannya bertarung dengan harimau Sumatra yang sering mengganggu permukiman warga. Dikenal tanpa rasa takut menyusuri hutan Sumatra sepanjang puluhan kilometer, kegemarannya yang unik ini membuatnya sering menghadapi harimau dan gajah liar.
Ditawan Pemberontak PRRI
Pada tanggal 25 Januari 1958, Lauw Chu Piau ditangkap oleh gerakan pemberontak PRRI dengan tuduhan menyimpan senjata api ilegal serta membantu Pemuda Rakyat melawan PRRI. Senjata api yang digunakannya hanya ditujukan untuk berburu. Lauw Chu Piau dibawa ke Batusangkar. Saat truk tawanan yang hendak membawanya ke Situdjuh ternyata telah penuh. Rekan-rekan tawanan yang naik ke dalam truk itu ternyata dibunuh oleh PRRI. Lauw lalu dipindahkan ke penjara di daerah Air Dingin.
Lauw Chu Piau bertahan hidup di penjara dengan penuh keprihatinan. Walaupun demikian keahliannya menangani hewan buas sempat membuatnya ditunjuk menjadi kepala para tahanan sehingga dapat membantu para tahanan lainnya bertahan hidup. Selama di tahanan ia pernah ditempatkan dalam satu sel yang sama dengan Eny Karim, mantan Menteri Pertanian (periode 1956-1957) dan Kemal Mustafa, bekas Mayor Batalyon Pagaruyung di Pariaman.
Saat masih berada dalam tahanan, Lauw Chu Piau diminta bantuannya oleh para penjaga tahanan untuk mengusir harimau yang sering menyusup ke rumah tahanan hingga ke dapur mereka. Atas keberaniannya itu, Lauw Chu Piau diberikan kelonggaran. Bahkan saat dipindahkan ke tahanan di daerah Sungai Penuh, Lauw diperbolehkan tinggal di rumah salah satu komandan pemberontak.
Walaupun kondisinya menjadi lebih baik, Lauw Chu Piau menyadari nasibnya tetap terancam karena sewaktu-waktu bisa dibunuh. Setelah ditahan selama 100 hari, Lauw Chu Piau berhasil meloloskan diri. Dengan bantuan ketua perkumpulan Chung Hua Tsung Hui yang bernama Thung Fang Seng, ia melewati perbatasan hingga ke Tarusan lalu melanjutkan pelariannya ke Padang dengan menaiki sampan. Setiba di kota Padang, Lauw bergegas melaporkan diri kepada pasukan Angkatan Perang Repbulik Indonesia (APRI) dan menunjukkan lokasi tahanan serta nama-nama para tahanan yang masih hidup. Para tahanan yang masih disekap oleh pemberontak PRRI di daerah Sungai Penuh dapat diselamatkan.
Lauw Chu Piau mendapat penghargaan serta surat pembebasan dari Komando Militer Kota (KMK). Ia juga dibantu dipulangkan melalui Teluk Kuantan untuk bertemu kembali dengan keluarganya di Pekanbaru